Didin Hafidhuddin, Capres Partai Keadilan
Jakarta, Kompas
Partai Keadilan (PK) secara resmi mencalonkan KH Drs Didin Hafidhuddin MS, sebagai calon presiden. KH Didin terpilih dari sembilan nominator yang berhasil dijaring PK, sesuai kriteria yang telah ditetapkan pada mukernas PK di Bogor, Desember 1998.
"Dengan pencalonan ini, kami ingin membuktikan bahwa PK tidak main-main dalam berpartai. Kami juga ingin menepis anggapan, bahwa PK mencantolkan diri di bawah partai lain," ujar HM Anis Matta, Sekjen PK, pada acara pencalonan presiden di Masjid Al Azhar, Jakarta, Jumat (19/3).
Menurut Anis, PK tetap pada komitmen untuk melakukan perbaikan pada level kepemimpinan nasional. "Kami juga ingin menegaskan jati diri kami dan komitmen PK bahwa moralitas harus ditegakkan mulai dari pucuk pimpinan tertinggi hingga yang paling bawah," ujarnya.
Presiden PK Nur Mahmudi Ismail mengatakan, kepemimpinan nasional merupakan isu paling strategis dalam dunia politik kita. "Dalam sebuah negara yang berada dalam masa transisi, figur Kepala Negara sangat menentukan perjalanan sebuah bangsa," tegasnya.
Menurut Nur, masyarakat merasa trauma mengingat kepemimpinan nasional selama Orde Lama dan Orde Baru yang terlalu sentral. "Wajar jika keadaan itu berimplikasi pada sorotan yang sangat tajam kepada partai yang akan bertarung pada pemilu nanti," ujarnya.
Pidato Didin
Usai diumumkan sebagai calon presiden oleh Ketua Majelis Pertimbangan PK Dr Hidayat Nur Wahid, Didin menyampaikan pidato. Dalam pidato yang sudah dipersiapkan itu, Didin mengatakan, "Saya tidak kuasa menolak amanah ini, meskipun saya merasa tidak layak untuk itu."
Menurut Didin, bangsa Indonesia terlena oleh impian rekayasa yang menyebabkan adanya degradasi dalam kepercayaan kepada Allah dan telah mengabaikan nilai-nilai samawi yang menimbulkan matinya peran agama dalam kehidupan. Krisis kepercayaan ini, telah melahirkan beragam krisis lainnya seperti krisis kepribadian yang ditandai lenyapnya rasa santun dan malu, dan krisis kemasyarakatan yang ditandai kekacauan politik, ekonomi, dan keamanan.
KH Drs Didin Hafidhuddin MS, lahir di Bogor 21 Oktober 1951 merupakan keturunan keluarga besar pesantren Gunung Puyuh dan Cantayan. Ayahnya, Kyai Mamad Ma'turidy, mendirikan pesantren Riyadul di tahun 1954. Usai meraih gelar sarjana di IAIN Syarif Hidayatullah 1979, Didin melanjutkan kuliah S2 di IPB Bogor dengan jurusan Penyuluhan Pembangunan. Tahun 1994, Didin memperdalam bahasa Arab di Universitas Islam Madinah selama setahun. Sekarang Didin menempuh pendidikan S3 di IAIN Syahid. (mba)